
![]() |
Situasi saat massa aksi Solidaritas Mahasiswa Peduli Paniai atau SMP-Paniai dan Pemerintah Kab. Paniai, Bupati Yampit Nawipa, A.Md.Tek bernegosiasi. Foto: Daud A. Mote--TaDahNews |
[Tabloid Daerah], Paniai -- Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Paniai (SMPP) Se-Indonesia bersama masyarakat menggelar aksi damai di Lapangan Karel Gobay, Enarotali, pada Rabu (9/7/2025), pagi.
Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap tiga isu besar yang dinilai mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat Mee Pago, yakni: penolakan terhadap rencana Daerah Otonomi Baru (DOB), penghentian aktivitas tambang ilegal di wilayah Baya Biru, serta penolakan atas proyek wisata komersial di kawasan sakral Danau Tage.
Sejak pagi hari, tepatnya mulai pukul 07.00 WIT, massa telah memadati tiga titik utama, yakni di pelabuhan Jalan Baru; Aikai; dan di Madi. Di masing-masing titik, koordinator lapangan memberikan pengarahan teknis kepada peserta aksi, membacakan poin-poin tuntutan, serta mengatur barisan. Setelah konsolidasi selesai, massa kemudian melakukan long march menuju sasaran aksi kantor Bupati yang, di Madi, Paniai Timur, ini awalnya massa dari titik kumpul Aikai dan Pelabuhan Jalan baru berjumpul di Lapangan Karel Gobay, lalu menuju ke Kantor bupati, dengan membentangkan spanduk tertulis, “Tolak DOB”, “Danau Tage Bukan Tempat Wisata” Tanah Adat Bukan Barang Dagangan!”, “Kami Bukan Penonton di Negeri Sendiri!”, dan “Baya Biru Bukan Ladang Emas Investor, Tapi Tanah Warisan Leluhur!”
Sekitar pukul 09.15 WIT, saat massa tiba di Lapangan Karel Gobay, aparat keamanan terlihat bersiaga dan sempat membatasi akses massa yang hendak melanjutkan aksi ke kantor DPRD dan kantor Bupati Paniai. Meski sempat terjadi dialog dan ketegangan, massa memilih tetap tenang dan melanjutkan aksi secara damai. Di sana, mereka menyampaikan berbagai orasi politik dari perwakilan mahasiswa, aktivis, dan tokoh adat, dilanjutkan dengan aksi teatrikal simbolik yang menggambarkan penderitaan masyarakat akibat eksploitasi sumber daya alam yang terjadi.
Sekitar pukul 10 lebih sedikit, Bupati Paniai Yampit Nawipa, A.Md.Tek bersama unsur DPRD Kabupaten Paniai tiba langsung di tengah massa aksi di Lapangan Karel Gobay. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan pesan dan permintaan kepada peserta aksi.
“Saya juga dulu mahasiswa dan pernah memimpin aksi di jalan. Karena itu, saya ijinkan adik-adik lakukan aksi ini,” ujar Bupati Paniai.
Namun demikian, Bupati Yampit Nawipa menyampaikan bahwa pihak pemerintah daerah sedang mempersiapkan kegiatan besar yang akan dilaksanakan pada saat yang bersamaan. lantas Ia mengusulkan agar aksi dialihkan ke hari Jumat, 11 Juli 2025.
“Hari ini dan besok kami ada kegiatan penting di kantor. Jadi mohon pengertiannya. Bisa kah ditunda ke hari Jumat? Gunakan waktu ini juga untuk melengkapi atribut dan persiapan aksi agar pelaksanaannya lebih teratur?” Pintanya,
Menanggapi usulan tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) Nopias Yeimo menyampaikan setuju atas usulan bupati setelah didiskusikan antara korlap dan massa aksi.
“Kami hargai pimpinan kami. Yang penting, hari Jumat kami diterima secara terbuka dan aman,” ujar nopias hasil kesepakatan masa aksi
Dikesempatan itu juga Nopias Yeimo juga menyerukan kembali bahwa seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Paniai diundang bergabung dalam aksi damai yang akan dilakukan pada Jumat mendatang.
“Ini aksi penting demi masa depan kita semua, agar tidak terjadi DOB dan Cep PT ilegal di Paniai. Kami minta juga aparat keamanan untuk mendampingi dan menjaga kelancaran aksi nanti,” tegasnya.
Reporter: Daud A. Mote