
[Tabloid Daerah], Nabire -- Bupati Intan Jaya Aner Maisini, S.Kom., S.H., M.H., dan Wakil Bupati Elias Igapa, S.E. telah melaksanakan beberapa program terobosan selama 100 hari kerja, terhitung sejak 20 Februari hingga 23 Juli 2025.
Hal ini dijelaskan bupati Intan Jaya Aner Maisini di kediamannya, Jalan Kelapa Dua, Kelurahan Kalibobo, Jumat (25/07/2025), malam pukul 19.00 waktu Papua.
Pertama yang dilakukan Aner Maisini sesudah dilantik adalah mengaktifkan Aparatur Sipil Negara (ASN), dia mengemukakan jumlah ASN di Intan Jaya berjumlah 2.000-an orang.
"Kami memulai dengan mengaktifkan ASN, jumlah ASN di Intan Jaya dua ribuan lebih," tuturnya.
Yang kedua, Aner mengunjungi Mama-Mama Papua yang berjualan di pasar, menurutnya selama ini pemerintahan kurang merespon sehingga mama-mama kurang bertani atau berkebun dan tidak terjadi putaran uang.
"Saya langsung berkunjung di pasar Mama-Mama lokal, dan ternyata pemerintah punya respon sedikit, sehingga mama lokal tidak bertani atau menanam," ucapnya.
Dia menerangkan, selama ini tidak ada pembeli, yang terjadi di pasar hanyalah transaksi barter.
"Yang ada itu sistem barter, karena tidak ada pembeli, sayur bisah ditukar dengan kacang, sayur bisah ditukar dengan jeruk," tuturnya.
Oleh karena itu, pengaktifkan ASN adalah cara paling ampuh supaya ada pembeli dan ada berputaran uang serta bangkitkan ekonomi Mama-Mama.
"Akhirnya dengan kehadiran ASN, hampir 70%, 80 % perputaran ekonomi semakin jalan, ini juga cara merangsang penjual agar berkebun atau bertani secara aktif," ucapnya.
Selanjutnya, dia membentuk guru-guru lokal, menurutnya selama ini guru-guru non orang asli Papua tidak mengajar karena alasan keamanan padahal gaji dari pemerintah rutin masuk di rekening pribadi.
"Guru-guru lokal ini kenapa saya bentuk, karena guru-guru non OAP dengan alasan gangguan keamanan ini tidak bisah turun ke distrik mengajar sehingga tidak ada proses belajar tapi gaji dan TPP dibayar pemerintah," tuturnya.
Melihat tenaga pengajar yang tidak ada, Bupati Aner Maisini merekrut pemuda-pemudi asli Intan Jaya dan guru-guru Papua lainnya serta membuka relawan guru untuk mengajar.
"Saya memastikan guru-guru Intan Jaya, OAP dan mendaftar di Kesbangpol supaya ada anggaran sendiri supaya dari dana itu dapat digunakan untuk merekrut guru relawan seperti Pendeta, Gembala, dewan paroki atau pastor kah, yang punya niat untuk mengajar, yang penting kita siapkan honor bagi mereka," tuturnya.
Dia juga membeberkan apa yang telah dilakukan pemerintah sepuluh tahun lalu di Intan soal pendidikan, katanya, pemerintah telah kerja sama dengan salah satu Universitas di Bandung untuk krim anak-anak kuliah, tetapi baca-tulis tidak tahu.
"Contoh kepemimpinan yang lalu sudah bekerja sama dengan Bandung, ternyata mahasiswa tapi tidak bisah baca dan menulis. Kerja sama saya kasih putus, memalukan pemerintah," ucapnya.
Oleh karena itu, katanya, dia ingin memulai dari nol, membangun Yayasan dan ambil beberapa anak-anak dari kampung-kampung lalu membawa ke Nabire untuk belajar, terutama anak-anak dari tempat rawan terjadi kontak senjata antara TPNPB dan TNI.
"Tempat-tempat TPNPB, Hitadipa, Ugimba, Agasiga, Tomosiga ini, saya ambil lima-lima anak, kenapa saya ambil, saya mau memastikan memulai dari nol, akhirnya saya buka beberapa yayasan mulai dari TK dan jalin kerja sama dengan beberapa yayasan di Nabire, yaitu Papua Harapan," ungkapnya
Selama ini di data dapodik siswa krim ke pusat saja, sementara proses belajar mengajar tidak dijalankan.
"Akhirnya anak SD, SMP, SMA ini masa depannya jadi korban,' ucapnya.
Program berikutnya, dia ke delapan distrik untuk mendengar apa yang di inginkan masyarakat .
"Salah satunya adalah kampung yang selama sepuluh tahun tidak dapat sentuhan pemerintah karena dianggap markas TPNPB, yaitu kampung Ugimba. Tetapi dengan perkembangan yang ada ini mereka minta pemerintah berkunjung kesana sehingga saya turun kesana," tuturnya.
Kemudian dia juga membuka akses penerbangan ke Hitadipa, menurutnya pesawat sudah tidak beroperasi lagi sejak 2019 ketika Pdt. Jeremias Zanambani ditembak, sejak insiden itu warga banyak mengungsi ke kota dan lapangan terbang rumput sudah tinggi.
"Tetapi saya bentuk satu tim untuk melakukan kebersihan, mulai dari Mamba sampai Hitadipa, Puji Tuhan satu hari kemudian saya bawa pesawat Tariku lending di Hitadipa dan ini lending yang ketiga kali, tadi bawa beras. Berikut Tomosiga dan Agisiga, tempat yang tidak bisah jangkau pemerintah hadir, itu pelayanan ke masyarakat klau pemerintah ada," tuturnya.
Berikutnya adalah infrastruktur, dia membuka beberapa akses jalan baru untuk terhubung dengan kampung lain di Intan Jaya.
"Kami membuka akses baru, dari Ibu Kota ke Joparu, Joparu ke Mamba dan ini sudah dikerjakan seratus persen. Dan kami juga membuat pengaspalan jalan raya," ucapnya
Selanjutnya yaitu kesehatan, bupati Aner Maisini mengaku, akses jalan sudah bagus di delapan distrik dan permudah akses pelayanan kesehatan.
"Dan kita sudah siapkan mantri, anak-anak asli daerah yang sudah turun dan pelayanan sudah aktif. Yang sedang direncanakan lagi adalah melakukan program dokter flait. Dokter flait adalah dokter asli Intan Jaya, tambah lagi dengan relawan, mantri-mantri, nanti mereka melayani disalah satu distrik selama tiga hari lalu pindah lagi ke distrik lain," jelasnya.
Selain itu, dia juga menyiapkan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari pemuda-pemuda yaitu berupa bantuan sepada motor untuk pakai ojek.
"Saya sudah bentuk kelompok ojek, mereka ada sekitar 123 orang, 15 unit motor saya sudah berikan. Dan, 14 orang saya sudah krim ke Timika untuk pelatihan bawa Bomak, Eksavator, truk, rudel, empat hari lalu saya sudah berangkatkan mereka," jelasnya.
Kemudian, membangun rumah ibadah Kristen Protestan berjumlah dua puluh Gereja dan satu Masjid.
"Tahun ini kami menghibahkan 20 Gereja dan 1 Masjid, tahun ini kita mulai penyaluran sesuai dengan mekanisme," tuturnya.
Dia juga menyurkan bantuan tunai (BLT) ke delapan distrik, masing-masing diantar langsung oleh wakil bupati Elias Igapa dan bupati Anir Maisini.
"8 Distrik kami sudah bagi, 4 distrik saya sudah suruh wakil pakai pesawat bawa ke masyarakat, dan 4 distrik punya saya sendiri yang bawa. Jadi benar-benar dirasakan masyarakat, bahkan tuli, mono, disabilitas pun mengatakan hari ini kami bisah merasakan uang, ini satu pujian yang kita bisah tahu," jelasnya.
Lalu dana desa, Anir Maisini menjelaskan saat pemberian tahap pertama, dia perintahkan kepolisian untuk jaga di bandara, agar kepala-kepala desa tidak membawa uang ke Nabire dan Timika.
"Kita sudah uji coba, tahapan pertama kami kasih ke Distrik Beandoga dan setelah terima saya perintahkan tidak boleh turun ke Nabire dan Timika, tujuan saya adalah uang Intan Jaya tidak boleh bawa ke tempat lain, biar uang Intan Jaya berputar di Intan Jaya," tegasnya
Selanjutnya, dia datangkan jaringan Starlink, menaruh di delapan Distrik.
"Kami sudah memastikan kebutuhan masyarakat, jaringan Starlink di 8 Distrik kami sudah sediakan," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Listrik di Intan Jaya akan menyalah 24 jam, Minggu depan sudah MOU.
"Minggu depan sudah tanda tangan STO, STO berarti penerangan 24 jam," ucapnya
Agar penerangan 24 jam, Aner Maisini berinisiatif buat program khusus penerbangan pesawat pengantar Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Pesawat Aman Air kita sudah MOU, pesawat itu khusus bawa BBM saja, tengki pesawatnya bisah muat tiga sampai empat ton," jelasnya.
Aner Maisini mengungkapkan dari program 100 hari kerja, ada yang sudah selesai dan pertengahan kerja.
"Ada beberapa yang 100% kerja, ada yang 90% dan ada yang pertengahan kerja, ucapnya.
Akhirnya, bupati Intan Jaya Aner Maisini yang energik dan berwawasan luas ini menutup dengan mengatakan : "Pelayanan pemimpin menentukan kebahagiaan masyarakat," tutupnya.(#JoUk/TaDahNews.com)
Yohanes Ukago