
![]() |
Berita yang dinilai pembohongan publik yang diberitakan oleh nabire net pada jumat (23/5). Ilst |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (Ipmado) Kota Studi Nabire mengecam pemberitaan di media online Nabire Net yang tidak profesional dalam memberitakan tentang Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Dogiyai yang dengan tegas mengatakan bahwa “tidak ada korban” dalam peristiwa penyerangan brutal di Pasar Lama, yang terjadi pada Jumat (23/5), pekan kemarin.
Epeida, salah satu mahasiswa Dogiyai di Nabire mengatakan bahwa Solidaritas Rakyat Papua di Dogiyai telah mengatakan bahwa akibat penyerangan secara brutal itu telah mengakibatkan 5 orang warga sipil mengalami luka-luka akibat terkena peluru laras panjang.
“Peristiwa tersebut berawal dari Orang Tidak dikenal (OTK) melempar Batu Ke Pos Polisi, yang berada di Pasar Lama, Moanemani. Lantas kejadian itu direspon dengan mengeluarkan tembakan secara brutal di area perumahan warga di sekitar lingkungan Pos Polisi.” Jelas Epeida anggota Ipmado kepada TaDahNes di kampus Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) pada Sabtu (31/5), sore.
5 orang korban warga sipil: Marthen Tebai (15) Kena Peluru Tima di Betis.; Pios Waine (13) Kena Peluru Tima di dada; Nopentus Tebai (13) Kena Peluru di Telinga; Deserius Tebai (12) Kena Peluru di Betis; Feri Tibakoto (16) Kena Peluru di Perut. Solidaritas Rakyat Papua (SRP) di Dogiyai mendata korban aksi brutal anggota polisi tersebut dan dilansir di media online suara utama (28/5).
Lanjut Epeida, pemberitaan di nabire net tentu penuh pembohongan public. “Dan berita bohong itu sudah dikonsumsi oleh public,” tukasnya.
Kemudian Okto Bouya, salah satu anggota Ipmado juga mempertanyakan kerja jurnalistik Nabire net yang telah mempublikasikan berita bohong tersebut. “Ini wartawan turun ke lapangan lalu melakukan peliputan? Ataukah hanya tunggu rilis pers dari Kepolisian?”
***
Kejadian yang serupa, anggota polisi menembak warga sipil tanpa sebab bukan cerita baru di Dogiyai. Epeida Lanjut menjelaskan bahwa pada 18 Juli 2023 terjadi penembakan terhadap warga di Distrik Obayo, Dogiyai, menewaskan 3 orang dan 5 orang warga sipil lainnya mengalami luka-luka.
“Tidak hanya itu. Pada 31 April 2011 juga terjadi peristiwa yang serupa, Dimana 2 orang warga sipil meninggal dunia dan 3 orang warga sipil lainnya luka-luka.” Imbuh Epeida.
Berdasarkan rentetan peristiwa kejahatan kepolisian terhadap warga sipil di Dogiyai, Ipmado Kota studi Nabire menilai bahwa media Nabire Net tutur memperkuat keberadaan Polisi di Dogiyai yang justru menjadi mesin pembunuh warga sipil daripada melindungi, mengayomi dan melayani Masyarakat sesuatu tugas pokok dan tanggungjawab mereka.
“Kepolisian di Dogiyai telah melanggar tugas pokok dan tanggung jawabnya dalam bertugas. Media Nabire Net harusnya melihat kenyataan ini. Tidak boleh menjadi media yang melindungi pelaku kejahatan pelanggaran HAM,” tegas Epeida.
Mengapa? Menurut Okto Bouya, karena sangat banyak kasus yang terindikasi melanggar Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh aparat Negara di Dogiyai. Peristiwa ini tentu menggambarkan bagaimana kehadiran Negara di Papua, Khususnya di Dogiyai. Dimana pendekatan militeristik menjadi metode pendekatan yang justru membumihanguskan pendekatan budaya dan dialogis.
“Karena itu, bila nabire net terus menyiarkan berita pembohongan yang justru menutup kejahatan Kepolisian di Dogiyai, lalu bagaimana dengan Nasib dan perasaan keluarga korban?” tegasnya mempertanyakan eksistensi jurnalis nabire net.
***
Ironisnya, pemberitaan nabire net tentang Kapolres Dogiyai Kompol Y. Mince Mayor, S.H menegaskan bahwa tidak ada korban”, itu dihapus dari beranda website nabire net. Ipmado mengatakan bahwa diturunkannya berita tersebut tanpa klarifikasi kepada warga secara terbuka.
“Ini kan orang banyak sudah baca. Nabire Net harus bikin berita klarifikasi terkait ini agar pembaca ketahui, bahwa berita itu bohong dan sudah dihapus pihak nabire net,” tukas Epeida terkait penghapusan pemberitaan tanpa klarifikasi dari redaksi media nabire net.
Karena itu, Ipmado meminta Pimpinan Redaksi Media Online Nabire Net segera memberikan penjelasan terhadap pencabutan berita tentang ‘Tidak ada Penembakan Warga Sipil di Dogiyai’ yang dibicarakan oleh Kapolres Dogiyai.
“Kami juga meminta Kapolres Dogiyai segera bertanggung jawab atas berita pembohongan publik yang dilakukan melalui Media Online Nabire Net.” Pinta Okto Bouya kepada Kepolisian Resort Dogiyai.
Kapolres Dogiyai juga diminta untuk segera bertanggung jawab atas penembakan 5 warga sipil di Kampung Kimupigi, Dogiyai.
“Kami juga meminta dengan tegas gabungan TNI/PORLI di Dogiyai segera ungkap pelaku Pelempar Batu ke Pos Polisi Pasar Lama Moanemani.” Pungkas Bouya. (YoGo)