
TaDahNews.com, Nabire -- Yosia Selegani atau sering disapa Yosan selaku koordintar lapangan aksi mengungkapkan kekecawaannya karena tuntutan Aliansi Pelajar/mahasiswa Papua Tengah tidak tersampai tepat sasaran. Hal itu disampaikan Yosan dari Wadio, Nabire, usai aksi di momentum Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/4) siang.
"Sudah dua kali kami aksi, terutama Solidaritas Pelajar West Papua, tetapi kami selalu di batasi dengan alasan apa pun. Sehingga [dampaknya] tuntutan kami tidak tersampai ke pemerintah," terang Yosan kecewa.
Lantas karena itu pula, Yosan si pelajar itu mengatakan bahwa aksi jilid dua ini diakhir tanpa membacakan pernyataan sikap mereka.
"Tujuan kami jelas. Ingin menyampaikan tuntutan kami ke pada Pemerintah, bukan kepada Kepolisian atau kepada pengguna jalan raya. Karena itu kami memilih untuk tidak membacakan [pernyataan sikap] di sini," terang Yosan.
Yosan Juga mengatakan bahwa mereka akan aksi demo damai sepanjang tuntutannya belum tersampaikan kepada pemerintah dan belum terealisasi.
"Kedepan kami akan aksi lagi sampai tuntutan kami didengar dan diterima pemerintah. Bahkan sampai pendidikan gratis itu diberlakukan di seluruh tanah Papua," katanya.
Sementara itu Kepala Kepolisian Resort (Polres) Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K. mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kordinator lapangan aksinya. Bahwa aksi tidak bisa diteruskan ke Kantor Gubernur karena saat ini Gubernur dan DPR Provinsi Papua Tengah sedang keluar Kota.
"Hari ini, Gubernur dan DPR Provinsi Papua Tengah sedang menghadiri undangan dari Komisi II DPR RI di Timika. Oleh karena itu mereka yang harusnya mendengarkan dan menerima tuntutan mereka ini sedang tidak berada di kantor mereka," Pungkas AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K saat negosiasi berlangsung di Wadio.
Yohanes Gobai