Iklan

iklan

Indah dan Unik Wisata "The Blessing Stone": Baru Dua Tahun, Sudah Menjadi Primadona Pengunjung

Tabloid Daerah
12.29.2025 | 7:06:00 PM WIB Last Updated 2025-12-30T08:19:16Z
iklan
Taman Wisata Alam Batu Berkat disebut "The Blessing Stone" menjadi primadona para pengunjung berekreasi di Hari Libur Natal 2025 dan Menyongsog Tahun Baru 2026 (Nataru), tempat terindah dan unik untuk refreshing, berlokasi di Jalan Poros Samabusa - LegariNifasiDistrik MakimiKabupaten NabireProvinsi Papua Tengah, Senin (29/12/2025), sore pukul 16.00 waktu Papua. (#Deto-TaDah)

[Tabloid Daerah], Nabire -- Taman Wisata Alam Batu Berkat disebut "The Blessing Stone" menjadi primadona para pengunjung berekreasi di Hari Libur Natal 2025 dan Menyongsog Tahun Baru 2026 (Nataru).

Tempat ternyaman dan indah untuk refreshing, "The Blessing Stone" berlokasi di Jalan Poros Samabusa - Legari, Nifasi, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Kepada TaDahnews.com, Anggota Pengurus Taman Wisata "The Blessing Stone", Mulyadi menjelaskan para pengunjung menjelang Natal dan Pasca Natal, serta menyongsong tahun baru 2026 sangat ramai dibanding sebelum-sebelumnya.

"Sebelum menjelang Natal itu pengunjung masih kurang. Tetapi, saat menjelang natal, pasca natal, dan sampai saat ini, sebentar lagi memasuki tahun baru 2026 itu pengunjung ramai bahkan penginapan dua di laut penuh," jelas Mulyadi, Senin (29/12/2025), sore pukul 16.00 Waktu Papua.

Lebih lanjut, Mulyadi menyampaikan tempat parkir yang luas pun memudahkan pengunjung memarkirkan kendaraan roda empat dan roda dua.

"Di sini juga tempat parkir luas, sehingga pengunjung bisa parkirkan kendaraan mereka tanpa hambatan," lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Andre Septian Awom, Pengelolah Penuh mengatakan Taman Wisata Alam Batu Berkat atau "The Blessing Stone" ini, dibuka Bulan Desember 2023, dan saat ini sudah memasuki dua tahun, satu minggu.

"Terhitung hingga saat ini di bulan Desember 2025, Taman Wisata Alam Batu Berkat ini dibuka sudah dua tahun lewat satu minggu," kata Andre Septian Awom kerap disapa Andre.

Senada Mulyadi, Andre menambahkan bahwa sama seperti sebelumnya, setiap bulan desember hingga menyongsong tahun baru, Taman Wisata Alam "The Blessing Stone" menjadi primadona para pengunjung.

"Walaupun baru dua tahun, setiap Bulan Desember, apalagi menjelang Natal sampai mau memasuki Tahun Baru itu pengunjung banyak, penuh. Bahkan, kami dari pengelola akan menambahkan penginapan sesuai permintaan pengunjung," tambah Andre.

Andre menjelaskan Taman Wisata Alam "The Blessing Stone" sangat alami, terdapat batu-batu besar dari darat hingga ke laut dilengkapi flora terlebih khusus 59 jenis pohon yang menjadi hutan lindung, dan faunanya seperti jenis-jenis burung khas Papua, pasir lautnya putih, air laut jernih yang kerap pasang-surut, dan bisa memandang dan pergi ke pulau nusi, serta memotret indahnya sunset.

"Karena alami, maka kami beri nama Wisata Alam, ada bebatuan dari darat hingga ke laut, ada 59 jenis pohon yang sudah diklasifikasi oleh Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Provinsi Papua Tengah sebagai edukasi, dan uniknya ada burung-burung khas Papua, juga bisa memotret indahnya sunset bersama pulau nusi," jelas Awom.

Untuk pembangunannya tambah Awom, dibuat jalan jenis panggung dari pintu masuk darat hingga ke laut tanpa menebang satu pohonpun. Dan, di dalamnya ada tempat bermain fauna dan direncanakan pada tahun 2026 akan ditambahkan, ada pondok-pondok bersantai atau kasebo Harga pakainya bervariasi, ada kamar mandi, ada tempat mandi bilas usai mandi air laut, ada penginapan, ada speedboat, ada kafe bersama aneka kuliner, minuman berkemasan dan siap saji, juga jika hendak ke pulau nusi bisa saja dengan tarif terjangkau.

"Di sini kami berupaya menyediakan yang terbaik dan lengkap, ada air bilas, kamar mandi, penginapan full AC Harga Rp 1 juta [Kamar Mandi Dalam], dan Rp 800 ribu [Kamar mandi pakai umum], ada kafe aneka kuliner dari lalapan, nasi goreng, mie goreng, pop mie, mie kuah, dan aneka makanan ringan, pisang goreng, serta minuman," tambah Awom.

"Apabila mau ke pulau nusi harus memakai speedboat tarif Rp 300 ribu Pergi/Pulang, dan membayar di Pulau Nusi sana Rp 100 ribu untuk satu kali masuk," tandasnya.

Ia menyatakan Taman Wisata "The Belssing Stone" buka 24 jam, tidak memberikan tempat penginapan kepada pasangan yang belum menikah secara sah, dan tidak membawa minuman beralkohol.

Pengelola "The Blessing Stone" mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah yang mana telah membantu satu unit Speedboat dan satu unit rumah untuk Home Stay.

Pasalnya, semoga melalui Taman Wisata "The Blessing Stone" dapat memberikan kontribusi pembangunan di Provinsi Papua Tengah.

"Kami sebagai pengelola mengapresiasi Pemprov Papua Tenah mealui Dinas Pariwisata dan Lingkungan Hidup telah memberikan bantuan untuk turut membangun Papua Tengah," ujar Awom.

Ia pun berharap agar Pemprov Papua Tengah melalui dinas terkait dapat membantu memberikan tempat penampung sampah memakai roda jenis dorong lebih dari tiga buah.

"Kami berharap agar ada bantuan tempat sampah dorong dari Pemprov Papua Tengah melalui dinas terkait agar dapat membantu para pengunjung tapi juga, kami sebagai pengelola," harapnya.

Taman Wisata "Blessing Stone" juga mendapatkan pesan luar biasa dari pengunjung, Angela Tekege, salah satu pengunjung telah tiga kali ke tempat wisata ini jelang Natal 2025.

Angela membeberkan keindahan dan keunikan Wisata "The Blessing Stone".

"Keindahannya itu terdapat spot-spot wisata di dalam sini, air jernih, apalagi bersama keluarga dan membawa anak-anak itu di sini sangat tepat, air tidak dalam untuk anak-anak, juga ada alat menyelam untuk orang dewasa, tempat bersantai, pemandangan ke arah laut ada pulau nusi, pokoknya indah," beber Angela Tekege.

Menurutnya, kuliner di tempat wisata juga harganya terjangkau, dan sesuai dengan kondisi alamnya.

"Ada aneka Mie dan Pisang Goreng, keduanya kesukaan saya. Tambah lagi minuman dingin dan juga siap saji, ini sangat lenkap menurut saya," pungkas Tekege.

Ia pun mengungkapkan keunikannya bisa melihat langsung 59 jenis pohon, dan beberapa jenis burung khas Papua secara langsung. Dan, satu lagi, Ketika Kapal Penumpang masuk dan keluar maka secara langsung dapat dilihat.

"Tempat Wisata di sini lengkap, karena ada keunikannya. Jenis-jenis pohon kita bisa lihat dan ketahui - pelajari, burung-burung endemik khas Papua yang tak bisa atau jarang dilihat, dapat dilihat secara langsung," tutup Tekege.

Keindahan dan keunikannya menjadi primadona bagi pengunjung di "The Blessing Stone". Dan, sentuhan Pemprov Papua Tengah melalui dinas-dinas terkait memberikan dukungan guna sinergitas membangun daerah melalui destinasi wisata.(*)​




Penulis: Kebagibui Deto
Baca Juga
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Indah dan Unik Wisata "The Blessing Stone": Baru Dua Tahun, Sudah Menjadi Primadona Pengunjung
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan

Trending Now

iklan
iklan
iklan

Iklan

iklan