Iklan

iklan

Mahasiswa dan Masyarakat Di Paniai Bawa Tuntutan Tolak DOB dan Pendropan Militer

Editor - Tabloid Daerah
7.11.2025 | 4:50:00 PM WIB Last Updated 2025-07-11T08:01:15Z
iklan
Situasi saat massa gabungan Solidaritas mahasiswa peduli Paniai se Indonesia dan berbagai elemen rakyat menyampaikan tuntutan aksi mereka di Halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paniai, Jumat (11/7) siang. Foto: Daud. A Mote/TaDahNews 

‎[Tabloid Daerah], Paniai --
Ratusan massa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa/i Peduli Paniai (SMI-KP) Se-Indonesia bersama elemen masyarakat adat menggelar aksi demo damai pada Jumat (11/7), di Kabupaten Paniai, Papua Tengah. 


‎Aksi long march ini menyuarakan penolakan tegas terhadap rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB); beroperasinya berbagai perusahaan perusahaan yang legal dan ilegal; dan juga proyek pariwisata eksploitatif, serta kehadiran pos militer yang dianggap tidak memiliki izin dan berdampak melanggar hak masyarakat adat.


Aksi yang turut terlibat oleh berbagai elemen masyarakat di Paniai itu, ‎Pantauan awak media ini, sejak pagi massa berkumpul di beberapa tempat yang menjadi titik kumpul awal, yakni di Pertigaan Uwibutu, Pelabuhan Aikai, dan Ibumomaida, lalu bergerak ke titik sasaran aksi, Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Paniai.

Massa pendemo dari titik kumpul Pelabuhan Aikai dan Kotopa sedang melakukan long march menuju Kantor DPR dan Bupati Paniai yang berlokasi di Madi, Paniai, Papua Tengah. Jumat (11/7) Pagi. Foto: Daud A. Mote/TaDahNews


‎Dalam orasi mereka, massa menyampaikan kekhawatiran atas dampak dari program-program tersebut yang dianggap memicu, Genosida, ‎Etnosida, ‎Ekosida 

‎Selain kerusakan ekologis yang mengancam Danau Paniai menjadi limbah industri kimia, massa juga menyoroti eksploitasi sumber daya alam dan manusia, meningkatnya rasisme struktural, hingga kerapuhan sosial antarwarga, yang menurut mereka dipicu oleh kebijakan yang tidak adil dan tidak partisipatif.

Penias Yeimo, Koordinator Aksi mengeruhkan dalam orasinya ‎pihaknya menolak membangun sistem oligarki kekuasaan di atas penderitaan rakyat. 


“Paniai adalah satu. Satu rumah besar. Kami tidak butuh pemekaran menjadi dua atau tiga kabupaten jika itu hanya menambah penderitaan,” tukas Yeimo Tegas.  

‎Mahasiswa dan masyarakat menegaskan, tidak ada pembangunan yang adil tanpa mendengarkan rakyat. Mereka mendesak DPRD dan Bupati Paniai segera meneruskan tuntutan ini ke Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Pusat agar proses pemekaran DOB serta proyek-proyek eksploitatif dihentikan.

‎“Jangan bermain kebijakan atas nama rakyat, apa lagi tanpa melibatkan rakyat,” lanjut Yeimo berorasi.

‎Berikut adalah pernyataan sikap resmi mahasiswa dan masyarakat Paniai yang telah diserahkan kepada DRPD dan Pemerintah Kab. Paniai:

1. ‎Tolak Pemekaran DOB, ‎Kabupaten Delama Jaya dan ‎Kabupaten Paniai Timur serta kabupaten Paniai Barat 

2. ‎Tolak kehadiran dan operasional semua PT/Perusahaan Ilegal di wilayah adat Kabupaten Paniai.

3. ‎Tolak pembangunan pariwisata Di dimiya Distrik Yatamo eksploitatif tanpa persetujuan masyarakat adat.

4. ‎Cabut dan tarik semua pasukan militer organik dan non-organik dari wilayah sipil di Kabupaten Paniai.

5. ‎Hentikan pelanggaran HAM dan kekerasan terhadap warga sipil.

6. ‎Hentikan tindakan militer/TNI-Polri yang menciptakan trauma psikologis, intimidasi, teror, kekerasan, dan pelanggaran atas nilai-nilai kemanusiaan.

7. ‎Hentikan seluruh program yang tidak berpihak pada kesejahteraan masyarakat asli Paniai.

Reporter: ‎Daud A. Mote

Editor: Yohanes Gobai
Baca Juga
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mahasiswa dan Masyarakat Di Paniai Bawa Tuntutan Tolak DOB dan Pendropan Militer
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan

Trending Now

Iklan

iklan