
![]() |
Mahasiswa beralmamater merah berorasi di Pasar Karang dalam aksi demo mahasiswa Intan Jaya se-Indonesia, Kamis (17/7/2025), pagi Pukul 08.40 Waktu Papua (#Foto: TaDahNews/DAM) |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Kamis (17/7/2025) pagi, pukul 08.40 Waktu Papua, massa aksi Demonstrasi (Demo) Damai menolak Tambang Blok Wabu berkumpul di Pasar Karang, Kota Nabire.
Di Halaman Ruko, samping Pasar Karang, orasi mahasiswa mengucapkan bergantian penolakan rencana eksploitasi tambang Blok Wabu di Intan Jaya.
Pantauan awak media TaDahNews.com Salah satu mahasiswa dalam orasinya menyampaikan Blok Wabu merupakan kehidupannya bersama masyarakat Intan Jaya lainnya.
Di Pasar Karang itu, Mereka duduk dalam lingkaran tali sambil membentangkan poster-poster tuntutan.
Sekitar pukul 08.42 Waktu Papua, seorang mahasiswa mengenakan almamater merah berdiri di tengah kerumunan.
Ia memegang megafon menyampaikan orasi penuh semangat.
“Blok Wabu itu saya, saya itu Blok Wabu!” teriaknya lantang.
Ia menyampaikan, tanah di Intan Jaya bukan hanya tempat tinggal, tapi sumber hidup. Jika tambang dipaksakan, berarti rakyat akan kehilangan segalanya.
“Kalau tambang masuk, lebih baik bunuh saya. Saya hidup karena tanah. Tanpa tanah, saya mati,” ungkap dalam teriakan orasi.
Ia menegaskan, tanah adalah tempat mereka makan, hidup, dan tumbuh. Jika diambil, berarti masa depan mereka hilang.
“Orang luar datang ambil, saya tinggal apa? Saya akan hilang dari dunia ini, " tegasnya.
Aksi ini adalah kelanjutan dari pembagian selebaran sehari sebelumnya. Mahasiswa Intan Jaya konsisten menolak tambang yang dinilai merusak.
Meski dijaga ketat aparat, mereka tetap berdiri dan menyuarakan suara rakyat. Titik akhir mereka adalah Kantor Gubernur Papua Tengah.(*)
Penulis: Daud Awiipito Mote
Editor: Kebagibui