
![]() |
Dinkes Papua Tengah Melakukan Pelatihan Entomologi Perkuat Kapasitas Petugas Puskesmas Guna Sigap Malaria Tertinggi di Mimika (Ist.) |
[Tabloid Daerah], Timika -- Dalam rangka menekan laju kasus malaria tertinggi di Kabupaten Mimika, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah menggelar Pelatihan Entomologi bagi para petugas kesehatan pengelola program malaria, 5-10 Mei 2025 di Hotel Diana Timika.
Kegiatan yang diikuti para petugas medis dari 26 Puskemas di Kabupaten Mimika ini dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, dr. Agus, M.Kes,CH,Med.CHt., diwakili Sekretaris Dinas Yenice Derek, ST,M.Kes.
Sekretaris Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah Yenice Derek saat membuka kegiatan mengatakan, program pelatihan entomologi digelar untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang studi serangga, terutama dalam konteks kesehatan dan pengendalian vektor penyakit.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang biologi serangga, identifikasi spesies, siklus hidup, perilaku, serta teknik pengendalian vektor penyakit yang ditularkan melalui serangga seperti malaria dan demam berdarah,” kata Yenike saat membuka pelatihan, Senin (5/5/2025).
Menurut Yenice, Kabupaten Mimika adalah daerah dengan jumlah kasus malaria tertinggi di Provinsi Papua Tengah dan kedua di tingkat nasional setelah Kabupaten Keerom. Oleh karena itu, penguatan kapasitas petugas kesehatan, khususnya di bidang entomologi, menjadi hal yang sangat penting dan strategis.
“Data kami saat ini, sepanjang Januari hingga Mei 2025, kasus positif malaria di Kabupaten Mimika sebanyak 40.537. Ini tentu menjadi konsen kita semua untuk berupaya menekannya, baik tindakan medis, preventif dan promotif, semua harus jalan,” pungkas Yenice.
Mantan Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire ini menjelaskan, berdasarkan Annual Parasite Incidence (API) di Indonesia Tahun 2024, angka kasus malaria di Mimika mencapai 492,41/1.000 penduduk, diikuti Nabire 18,67/1.000, dan Puncak 18,22/1.000.
“Artinya, dalam 1.000 orang, ada sekitar 493 orang di Kabupaten Mimika yang sakit malaria. Ini Pekerjaan Rumah [PR] besar bagi kita mengejar target eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan RI, yakni; 1/1.000 penduduk di tahun 2030,” jelas Yenice.
Yenice menegaskan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan kapasitas teknis para petugas Puskesmas, khususnya dalam bidang entomologi medis, kemampuan dalam identifikasi nyamuk malaria, pemantauan, dan pengendalian vektor merupakan kunci dalam upaya kita menurunkan angka kasus malaria di Mimika.
“Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat memahami teknik identifikasi vektor, metode pengambilan sampel, serta pengendalian vektor berbasis bukti lapangan. Pengetahuan ini sangat diperlukan agar intervensi pengendalian vektor di lapangan dapat lebih tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan,” tegas Yenice.
Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini, secara khusus kepada mitra NGO Global Fund yang sudah memfasilitasi. Sehingga, kegiatan ini dapat terselenggara.
“Saya mengajak seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, aktif berdiskusi, dan bertukar pengalaman antar sesama petugas lapangan. Semoga pelatihan ini membawa manfaat nyata bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja masing-masing,” ucap Yenice.(*)
Melkianus Dogopia