Iklan

iklan

SIMAPITOWA Gelar Ibadah Oikumene Perayaan Nataru, Pengukuhan 14 Kepala Suku, Dan Ini Sambutan Bupati

Lambertus Magai
1.11.2023 | 11:00:00 PM WIB Last Updated 2023-03-05T11:32:25Z
iklan
Saat Pengukuhan 14 Kepala Suku di 14 Distrik Kabupaten Nabire/@tadahnews.LambertMagai
 
TaDahnews.com, Nabire -- Kegiatan Perayaan Natal dan Lepas-Sambut Tahun Baru 2023 (Nataru), Keluarga Besar Siriwo, Mapia, Piyaye, Topo, dan Wanggar (SIMAPITOWA) menggelar Ibadah Oikumene. Setelah Pengukuhan 14 Kepala Suku di wilayah SIMAPITOWA, Bupati Kabupaten Nabire Juga Memberikan Sambutan.
 
Kegiatan Perayaan tersebut dilaksanakan pada Rabu (11/01/2023), Pukul 10:00 Waktu Papua (WP), bertempat di Graha Bhetesda, Jalan Surojo Tanojo, Nabire, Papua Tengah. susunan acara, diawali dengan Pembukaan, Laporan ketua panitia, Ibadah Perayaan Nataru, Pembacaan singkat keberadaan tanah dan manusia SIMAPITOWA,  Pengukuhan 14 Kepala Suku di wilayah SIMAPITOWA, Sambutan, Ramah Tama, dan diakhiri Penutup.
 
Pantauan tadahnews.com, acara Ibadah Perayaan Nataru tersebut, ini temanya; "Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain, (Matius 2: 12)", dan berlandaskan sub tema; ”Melalui perayaan Natal keluarga besar SIMAPITOWA, kita dituntut untuk senantiasa bijaksana dalam berfikir, dan bertindak dalam kehidupan dan pelayanan secara pribadi, keluarga, serta masyarakat, (Mazmur 119:66)". Dan, dipimpin langsung oleh Pastor Hubertus Magai, Pr.
 
Pastor Magai dalam kotbahnya, ketika ada senyum akan menghadirkan suka-cita injil yang kita dengar hari ini, memberikan kekuatan kepada kita. Allah menghadirkan di bumi alam SIMAPITOWA dengan maksud dan tujunan tertentu.
 
"Memaknai Tuhan Yesus telah lahir di Kandang Domba akan membawa terang bagi umat manusia seperti, parah orang majus dari timur datang menyembah Yesus. Allah menghadirkan mereka tiga raja, ini, memunyai tujuan utuk datang menyembah Yesus melalui bintang terang itu. Meraka mengetahui bahwa di sana akan lahir seorang bayi Yesus sang penyelamat bagi umat manusia," Kotbah Pastor Magai, dikutip tadahnews.com.
 
Saat ditemui tadahnews.com, Bupati Kabupaten Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si., memperjelas keberadaan Tanah dan Manusia asal SIMAPITOA, dan mengajak, tegas kepada orang SIMAPITOWA bahwa mengolah Sumber Daya Alam (SDA) dan stop dengan penyakit sosial, juga pengaruh-pengaruh negaitf dari luar.
 
”Hak ulayat orang asli SIMAPITOWA diapit oleh beberapa kabupaten, yakni; Kabupaten Nabire, Dogiyai, Kaimana, Timika. Dan, potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang kami miliki, identitas orang Mapia, ini, jangan terlena dengan situasi main togel, mabuk-mabuk, dan hidup dari hasil palang, itu bukan identitas orang Mapia. Tetapi, hiduplah dari hasil olah tanah, menanam baik tumbuh-tumbuhan ubi, keladi baik jangka menengah maupun jangka panjang," tegas Bupati Mesak kepada tadahnews.com.
 
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan jalan trans Nabire-Ilaga sudah ada tinggal upaya kita bahwa masyarakat di pinggir jalan yang kita susah jangkau, pemermintah minta supaya masyarakat ini mereka merapat ke pinggir jalan supaya, kita menjadi pelaku ekonomi di sepanjag jalan, di belakang kita bisa bikin kebun dan piara ternak.
 
Bupati menjelaskan agar masyarakat, lebih khusus SIMAPITOWA bisa akses Pendidikan, Gereja, Tempat Tinggal atau Rumah Layak Huni, dan juga berharap bisa menjadi pelaku ekonomi di pinggiran jalan trans tesebut.
 
"Kita juga sedang bangun sekolah di Kilometer 86. Dan, tahun ini kita bangun Gereja di Kilometer 93. Kita juga sudah bangun rumah masyarakat, tinggal bagian dari Dipa datang turun di pinggir jalan. Dan, Tahun 2023, ini, kita akan bangun di Kilometer 86 masyarakat Dipa akan turun termasuk juga menou," Tutur Bupati.
 
Kepala suku Mee Rayon SIMAPITOWA, Fabianus Tebai sambil melantik, mengukuhkan 14 Kepala Suku, menyampaikan terkait dengan kepercayaan, Iman kita terhadap Yang Maha Kuasa, Tuhan yang kita sembah ini tidak boleh banyak-banyak.
 
"Kita tidak boleh memilih banyak agama. Tetapi, satu Tuhan yang kita sembah, dalam artian (Bhineka Tunggal Ika) berbeda beda tapi, tetap satu jiwa. Dan, Saya melantik 14 Kepalah Suku dari 14 Distrik di Kabupaten Nabire, ini, berdasarkan dasar hukum, dengan tujuan untuk menjaga tanah hak ulayat, orang SIMAPITOA sendiri menjaga ketertiban-keamanan bersama, dan menjaga manusia di wilayah Tota Mapiha agar aman dan damai, tidak boleh saling mengganggu satu sama lain," pungkas Tebai.
Bupati beserta rombongan, dan tamu undangan sedang mengikuti pengukuhan 14 kepala suku yang dikukuhkan oleh Kepala suku Mee Rayon SIMAPITOWA, Fabianus Tebai/@tadah.LambertMagai

 
Ketua Panitia Ibadah Oikumene Perayaan Nataru, Frans U. Magai menyampaikan dalam sambutannya bahwa perayaan Natal ini, hampir dari dalam perut (bayi) sampai kepada orang tua, sudah mulai menyatakan dirinya bahwa pentingnya persatuan dan kesatuan. Buktinya mereka semua hadir dan bisa melakukan perayaan Natal bersama-sama. Dimana, ada kegiatan mereka akan hadir.
 
"Harus ada kesatuan dan persatuan, harus ada se-ia, se-kata, se-perasaan, se-pendapat untuk mencapai sesuatu yang besar. Sehingga, perayaan Natal ini warga SIMAPITOWA, saya sangat mengharapkan. Dimana, kesatuan dan persatuan harus dijaga. Kita lain dari yang lain," Harap Ketua Panitia.
 
Tutup Ketua Panitia lebih meminta dan berharap agar tunduk di bawah aturan adat dam budaya.
 
"Dalam artian bawah budaya kita Damu adalah sesuatu yang orang tua larang itu, tidak boleh pegang, lihat, tidak boleh rabah. Damu artinya melarang segala sesuatu, karena jika melanggar akan merugikan diri sendiri, dan kepada keluarga, juga kaum kelompok orang lain. Dimana, kehadiran raja damai ini, biarlah kedamaian itu bisa bergema di dalam hati dan jiwa kami masing-masing” tutup Ketua Panitia.
 
 
Penulis Lambertus Magai
Editor: Angsel H
Baca Juga
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • SIMAPITOWA Gelar Ibadah Oikumene Perayaan Nataru, Pengukuhan 14 Kepala Suku, Dan Ini Sambutan Bupati

P O P U L E R

Trending Now

Iklan

iklan