
![]() |
Iwan menceritakan suka dan duka menjadi pedagang, Jumat (15/8/2025), pagi (#TaDahNews) |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Iwan, pedagang aksesoris 17 Agustus di Jalan Merdeka, Kelurahan Karang Mulia, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Iwan memiliki anak satu, putri berusia menjalan dua tahun.
Bersama putrinya di tempat jualan, Iwan menceritakan suka dan duka menjadi pedagang, Jumat (15/8/2025), pagi kepada media ini.
Bapak tak berkumis, Kulit Sawo Matang, kurus tinggi, dan berambut lurus tebal hampir menutupi mata, memulai berjualan belum lama ini.
"Saya memulai jualan aksesoris 17-an ini saat sebelum ada anak, dan sampai sekarang ini," ujar Bapak bernada rendah.
Iwan berjualan sejak 25 Juli 2025 hingga berita ini diterbitkan.
"Saya berjualan dari tanggal 25 Juli sampai sekarang," ucapnya.
Ia menyatakan, dari tahun-tahun sebelumnya, jualannya cukup mendatangkan keuntungan.
Hal ini diungkapkan karena, tahun ini, hanya aksesoris bendera saja yang tak laku dari lainnya.
"Tahun sebelumnya, ya ada untungnya cukup. Tahun sekarang, bendera saja yang tidak dibeli, yang lainnya cukup laku, " ungkapnya.
Menurutnya, mendengar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah belanja 10.000.000 bendera, pihaknya meragukan dagangan bendera.
"Di berita-berita, itu Pemprov bagi-bagi 10 juta bendera. Ini mungkin penyebab jualan bendera tak laku," tutur pedagang aksesoris 17-an itu.
Ia berpesan, jika ke depannya Pemerintah belanja aksesoris 17-an lagi, maka baiknya belanja milik penjual yang ada di wilayah Papua Tengah.
"Jualan bendera kami tak laku, yang lainnya cukup laku. Kami harap Pemerintah jika ke depannya lagi ada, belanjalah milik kami," pesan pedagang itu penuh harap.(*)
CP: Iyapu
Editor: Dani MB