
![]() |
Andi Butu, koordinator Juru Parkir Terminal (dalam kota) umum Pasar Karang, Nabire, Senin (9/6). Foto: tadahNews -- YoGo |
[Tabloid Daerah], Nabire – Pemuda Terminal Pasar Karang kini mulai menguasai juru parkir parkiran mobil angkutan dalam kota dan parkiran motor para pengunjung pasar. Kepada TaDahNews, Andi Butu selaku koordinator parkiran mengatakan sudah 3 bulan mereka bekerja sebagai juru parkir, Nabire (9/6) pagi.
Dirinya juga mengatakan selain jaga parkiran, juga turut menjaga motor dan barang bawaan yang sering hilang, kerap para pemuda terminal Pasar Karang mendapatkan tudingan.
“Selain ada kerja, kami juga bantu jaga motor dan barang-barang di sini. Biar kami tidak dituduh terus.” Terang Butu mengingat beberapa kali peristiwa kehilangan barang pihaknya mendapatkan tuduhan hingga peroleh kekerasaan tanpa bukti.
Butu mengatakan dirinya membagi peran kepada semua anggota pemuda Terminal Pasar Karang untuk menjalankan tugas ini. Baginya keamanan pasar karang mesti dijaga oleh semua pihak, karena itu mereka ingin menjadi bagian dari pembangunan keamanan yang kondusif di tempat ini.
“Keamanan ini yang lebih penting.” tukasnya.
Sisi lain, Butu mengakui bahwa dengan pekerjaan ini mereka bisa fokus menghasilkan uang. Lantas Ia menugaskan anggotanya setiap titik parkiran mobil angkutan dan motor.
“Daripada duduk bikin kegiatan yang tidak jelas, buang-buang waktu, mending kerja begini.” Pungkas Andi butuh.
***
Andi Butu adalah salah satu pemuda terminal pasar karang. Butu tidak melanjutkan kuliah setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Nabire pada 2012, lalu.
Kondisi ekonomi keluarga dan sebagai anak yang berasal dari keluarga broken home menyeretnya ke dunia ini. Kaumnya sering distigma “aibon pasar karang”.
Aibon, stigma buruk yang sudah lama dialamatkan kepada para pemuda terminal. Stigma ini menyiratkan tentang negerasi/kelompok yang tak punya masa depan, bodok, terbelakang, dan sebagainya.
Disisi lain stigma ini pula turut memperkuat keberadaan mereka. Sebab pembangunan yang minim fasilitas publik dan fasilitas lain yang dapat meningkatkan kemampuan positif anak muda di Nabire, justru energi positif anak muda Papua terbuang ke sama.
“Hitam kulit, keriting rambut, aku anak aibon,” begitu syair nyanyian mereka saat duduk melingkar di pasar karang. Penulis merekam ini pada beberapa kali dagang buku di sana.
***
Yana Bunai, salah satu pedagang pinang di pasar karang memberi respon positif kepada aktivitas para pemuda terminal ini.
“Bagus. Sekarang [keluar masuk] kendaraan mulai teratur, parkiran sudah mulai rapi.” Jelas Yana Bunai kepada awak media ini, Senin (9/6), pagi.
Bunai mengatakan bahwa dengan aktivitas pemuda terminal di Pasar Karang, kini sudah mulai banyak hal yang berubah.
“Jarang ada ribut-ribut di sini. Dulu, kalau mereka duduk melingkar, pasti ribut karena mereka biasanya nyanyi dengan suara keras-keras,” katanya.
Dirinya juga memantau, pemuda terminal tampak serius mengerjakan pekerjaan mereka. “Mereka biasanya bubar sampai pasar karang sunyi dari aktivitas jual-beli,” pungkas perempuan muda asal Agadide, Paniai itu.
***
Wallo, salah satu pemuda terminal juga pedagang buku, menjelaskan inisiatif beralih ke juru parkir ini awalnya dari cerita seputar aktivitas para pemuda OAP di Jayapura yang banyak ambil alih juru parkir.
“Kitong duduk minum di sini itu biasanya banyak cerita. Cerita apa saja. Sampai cerita tentang juru parkir, keamanan pasar, hingga stigma yang selalu mendarat di kami,” jelas Wallo.
Dirinya mengakui bahwa di hari itu juga mereka duduk saling menagih komitmen hingga menunjuk Andi Butu sebagai koordinator juru parkir di Pasar Karang.
“Kami ini kan suka menantang, ingin buat sesuatu yang baru. Bosan juga kalau hari-hari kami begini terus. Sejak hari itu teman-teman bergerak tuk jadi juru parkir.” Katanya, tak terasa dirinya mengakui sudah berjalan 3 bulan. (YoGo)