 |
Bagian Badan Kiri Jalan, lokasi dimana Polisi memarkirkan 3 mobil Dalmas dan 1 Truk Dalmas. Sementara bagian badan kanan, tampak mobil putih yang terparkir itu tempat parkiran mobil lintas Mapia. Sementara tempat jualan Mace Rasta dan tempat para pemuda konsumsi miras pada hari kejadian, kamis (26/6), berada di bagian depan kanan jalan, tepat beberapa motor terparkir di gambar ini, Pasar Karang, Jumat (27/6), siang. Foto: Yohanes Gobai--TaDahNews |
[Tabloid Daerah], Nabire – Pagi ini hari, Jumat (27/6),
Tadah News melakukan penyelidikan ulang berdasarkan kronologi versi Kepolisian
dan sejumlah narasumber yang telah diberitakan melalui sejumlah media di Papua
Tengah.
Mace Rasta, Salah satu penjual pinang di Pasar Karang
mengaku dirinya berada di tempat jualannya, jaraknya berdekatan dari tempat
para pemuda duduk konsumsi minuman keras.
“Saya dari pagi sudah jualan di sini. Dan ana-ana yang minum
ini sering duduk minum di sini, itu biasa. Mereka biasa minum tenang-tenang saja,”
beber Mace Rasta kepada awak media ini pada Jumat (27/6) di Pasar Karang.
Ia berkisah bahwa saat dirinya buka lapak jualan di pagi itu beberapa
pemuda sudah ada di sana sedang konsumsi miras. Beberapa jam kemudian, sekitar
pukul 10 pagi, satu buah mobil Dalmas milik Polisi lewat di sana. Tepat di
depan mereka (kelompok pemuda) itu Mobil Dalmas itu membunyikan klakson agak
panjang. Mobil itu ditumpangi oleh dua orang anggota Polisi, satu mengendalikan
mobil, dan satunya duduk di kursi bagian kiri.
“Karena bunyi klakson itu mereka yang mabuk ini teriyaki
Mobil Polisi itu,” jelasnya, memberikan kesaksian bahwa teriakan itu tidak
disertai dengan pelemparan dan pengrusakan terhadap tempat jualan milik
mama-mama pedagang seperti kronologi menurut cerita Polisi.
Tetapi mobil dalmas itu teruskan perjalanan. Beberapa saat
kemudian Ia menyaksikan kedatangan 3 mobil Dalmas dan 1 buah truk Dalmas milik
Polres Nabire dipenuhi anggota Polisi.
Mereka berhenti tepat di depan Terminal Parkiran Mobil
Lintas Mapia, yang jaraknya tidak jauh dari kelompok Pemuda tadi.
“Mereka [Polisi] turun langsung menuju mereka [kelompok
pemuda tadi] dengan mengokang senjata sambil teriyaki mereka, katanya ‘Siapa
yang teriak-teriak tadi’, begitu,” lanjut Mace Rasta menceritakan.
Lantas para pemuda itu bubar tak aruan arah. Lantas dua
orang pemuda ditangkap di samping kiri, tidak jauh dari tempat awal, dan
lainnya melarikan diri ke dalam pasar.
“Setelah mereka baku kejar ke dalam, beberapa saat kemudian
saya dengar bunyi tembakan 3 kali. Dan tiba-tiba semua orang lari ke luar pagar
pasar,” bebernya.
***
Yana Bunai (Perempuan), juga pedagang Pinang Pasar Bagian
dalam dirinya mengakui berada di sana saat Polisi mengeluarkan tembakan dua
kali gas air mata dan satu kali tembakan laras Panjang.
“Mereka tembak itu dari depan pintu keluar Pasar,” jelasnya,
asal bunyi tembakan itu tak jauh dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Karang Tumaritis.
Lantas Masyarakat yang berada di sekitar itu berlarian
keluar di pintu depan. Yana mengaku dirinya menyimpan jualan dan ikut berlari
menghindar kejadian berlanjut.
***
Mace Rasta menjelaskan bahwa saat warga berlarian keluar,
beberapa Polisi yang berada di bagian titik awal ikut melakukan pengejaran dan
menangkap dua orang pemuda lainnya.
“Dua orang yang ditangkap itu saat mereka baku bantu. Saat
itu temannya jatuh terpental di jalan. Lantas temannya ikut membangunkan
dirinya. Tiba-tiba Polisi yang berada di sekitar situ datang dan menahan
mereka, memasukkannya ke dalam truk Dalmas,” bebernya.
Lantas penangkapan lanjutan itu memicu protes warga dengan
memalang di depan Polres.
“Mereka palang jalan. Polisi juga siap siaga dengan senjata.
Tak lama kemudian terjadi saling lempar dan tembak, lantas warga berlarian ke
arah Karang Barat, dan selanjutnya terjadi penembakan,” jelas Mace Rasta
menutup. [*]
Baca Juga