
![]() |
Saat calon mahasiswa baru mendaftar kampus Uswim tahun akademik 2023/2024. Sumber: Nabire Net. |
Tulisan ini penulis mengumpulkan informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan kuisioner.lantas, atas permintaan mahasiswa yang penulis wawancarai dan mengisi kuesioner ini keberatan untuk menuliskan nama, sehingga nama mereka disamarkan dengan inisial saja—kondisi ini akan diulas di bagian 2.
Suatu waktu, pada awal tahun 2024, sebelum mahasiswa diliburkan dari proses belajar-mengajar, Saya diundang para mahasiswa untuk mendiskusikan terkait organisasi mahasiswa dalam rangka Pembangunan Badan Eksekutif Mahasiswa dan bagaimana memanfaatkan ruang otonomi Kampus; penuhi undangan tersebut, diskusi ini berlangsung di salah satu ruangan belajar kampus Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire yang berlokasi di Kali Bobo, Kab. Nabire.
Kampus Uswim adalah salah satu kampus yang terbesar dan terlama di Nabire, kini Ibu Kota Provinsi Papua Tengah. Pertemuan dengan mahasiswa Uswim itu juga merupakan perjumpaan pertama dengan kampus Uswim. Didirikan pada 6 September 2004. Di September 2025 Uswim akan merayakan ulang tahun ke 21 tahun.
Ada lima fakultas di kampus Uswim: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik; Fakultas Ilmu Pertanian dan Peternakan; Fakultas Teknologi dan Rekayasa; Fakultas Perikanan dan Kelautan; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Semua fakultas ini berada di dalam satu lingkungan. Pintu keluar-masuk melalui satu jalur.
Pertemuan itu berlangsung di salah satu ruangan bagian dari Gedung yang dibangun memanjang ke barat, Gedung yang dibangun dengan full tembok semen. Ruangan itu awalnya terbuka begitu saja tanpa dikunci. Entah memang sudah dikoordinasikan kepada pihak kampus terkait penggunaan ruangan tersebut sehingga pintu ruangannya terbuka atau memang kondisinya begitu, Saya tidak memastikan hal itu.
Beberapa kursi ala kampus -- yang terbuat dari kayu sudah tersusun rapi di sana. Di depan hanya ada satu buah meja dan kursi setelah papan whiteboard. Tentu ini khusus untuk para pengajar.
Dinding berwarna putih tampak meluntur dan mengelupas. Tentu ini Gedung sudah berumur (lama). Selain Papan tulis whiteboard, tak ada AC, tak ada Kipas angin, bahkan sarana belajar digital lainnya seperti infokus.
Saat itu BEM Uswim sudah lama tidak aktif. Lantas sejumlah mahasiswa Uswim dari setiap jurusan yang menginginkan adanya keaktifan BEM sedang mencari dan Menyusun rencana Pembangunan BEM hingga mulai mencari format yang berbeda dari yang sebelumnya. Lantas diskusi itu dibikin untuk menampung informasi bagaimana eksistensi organisasi mahasiswa, BEM, dan memanfaatkan ruang otonomi kampus untuk mendorong aktivitas akademik di luar ruangan belajar di lingkungan kampus. Saya diundang untuk menceritakan perihal itu seputar aktivitas mahasiswa dilingkungan kampus di Jawa, khususnya di Yogyakarta.
Saat tengah diskusi, saya meminta izin sekaligus bertanya letak kamar mandi kepada para mahasiswa itu.
“Kakak, disini tidak ada kamar mandi umum. Kaka semprot di rumput-rumput di samping sana juga tidak apa-apa,” kata salah satu peserta diskusi dengan nada candaannya. Saya bertanya ulang dengan nada yang serius karena Saya harus segera kesana. Dengan kompak, beberapa mahasiswa mengatakan hal yang sama. “Benar kaka, disini kami sembarang saja. Tidak ada toilet umum jadi.”
Usai diskusi, salah satu mahasiswa berinisial KM mengatakan bahwa Gedung yang kami gunakan diskusi tersebut merupakan fakultas Ilmu Komputer.
Beberapa bulan setelah itu saya sering dagang buku di halaman kampus Uswim. Setiap hari senin pasti saya menjumpai beberapa orang, jumlahnya kurang dari 10 orang yang sering duduk di bawa pohon Mangga, tepat didepan Fisip. Mereka duduk melingkar lalu berdiskusi. Beberapa buku diletakan di tengah mereka. “Setiap hari senin kami buat lapak baca dan diskusi. Inisiatif ini sudah berjalan selama dua tahun. Tapi setiap kehadiran pasti orang yang sama,” kata VT, Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika saat pertama kali berkenalan dengannya di kampus ini.
Tentu Saya berada di sana untuk dagang buku.
Sejak pertengahan September 2024, dua kali dalam setiap Minggu Saya dagang buku di sana. Setiap pagi tentu puluhan mahasiswa selalu berada di sana. “Yaa, kalau dihitung-hitung, satu SKS kami bisa bertatap dengan dosen sebanyak 7 kali. Itu pengalaman Saya selama kuliah di Kampus ini.” Kata beberapa mahasiswa mengkonfirmasi mengapa lebih banyak mahasiswa yang habiskan waktu nongkrong di halaman kampus. “Di sini lebih banyak tugas [Pekerjaan rumah] yang diberikan para dosen. Bahkan tugas itu bisa untuk ujian Tengah Semester [UTS], juga untuk Ujian Akhir Semester [UAS],” lanjut mereka dengan penuh senyum yang mengisyaratkan betapa prihatinnya proses belajar mengajar di kampus Uswim.
Pertanyaan ini seriang saya bertanya berulang kali setiap saya dagang buku di sana.
***
Uswim Nabire wisudahkan 500an Mahasiswa pada 18 November 2024. Sejak pagi sejumlah stan foto berjejer di depan Fisip. Ratusan kursi sudah tersusun rapi tepat di halaman, tepat di antara fakultas dan stan foto. Kursi itu untuk para undangan dan keluarga wisudawan. Beberapa kursi dan meja terlihat sangat rapi, berada di depan, menghadap deretan kursi-kursi yang diberi jarak beberapa meter. Tentu meja dan kursi itu untuk rektor dan para pejabat kampus lainnya.
Saya berada di sana dengan sebuah karton berisi buku-buku jualan. “Kok, hanya 1 orang yang beli buku?” Tanya saya sambil bercanda kepada si pembeli itu. Dari tampan dan dialek bahasanya Ia berasal dari Puncak. “Bung, disini itu, yang penting wisudah. Buku tidak penting,” katanya menyaut pertanyaan Saya sambil pergi begitu saja.
***
Keinginan lebih untuk mengorek banyak informasi tentang kampus ini mulai terjadi sejak itu.
Saat pertama kali berkenalan dengan kampus ini, sejak awal kepala saya sudah dipenuhi berbagai pertanyaan.
Kemegahan kampus ini juga dilihat dari halaman yang terlihat hijau. Rumput meninggi di beberapa bagian. Bangunan kampus terletak di tengah-tengah rerumputan. Warna cat dinding sudah mulai terlihat mengelupas.
Hanya ada sebuah Gedung yang terlihat baru dibangung. “Itu Ruangan Rektorat, Kakak,” kata seorang Mahasiswi yang saat itu mampir di tempat lapak buku di lingkungan kampus.
Disisi lain, kampus Uswim ini tidak mempunyai lab komputer untuk mahasiswa jurusan Teknik Komputer dan Informatik. VT, mahasiswa Teknik Informatika, mengatakan bahwa para mahasiswa jurusan tersebut sering membawa laptopnya masing-masing untuk praktek. Lalu mereka juga mengakses internet dari gawainya masing-masing.
“Kami saling membantu, belajar bersama bila ada kawan yang tidak memiliki Laptop untuk belajar.” Katanya saat kami jumpa lagi di kampus ini.
Di Fakultas Fisip juga tidak memiliki perpustakaan untuk Fakultas. Perpustakaan Umum saja tidak ada. Apa lagi untuk jurusan. “Kami kerjakan tugas atau karya tulis lainnya mengambil sumber dari internet. Buku sulit dapat di kota Nabire.” Kata NT, Mahasiswa Fakultas Fisip.
Saat Saya dagang buku, banyak mahasiswa yang bertanya ketersediaan buku dan meminta jasa pesanan buku kepada Saya.
“Disini tidak ada perpustakaan. Buku-buku yang dijual di semua tokoh buku yang ada di Nabire, ini juga tak ada sesuai jurusan,” kata dua orang perempuan, mahasiswa, saat memborong sejumlah buku tentang dasar-dasar manajemen. Dua orang Perempuan asal Papua itu anak dan ibunya, yang juga mahasiswa. Mereka berdua kuliah di jurusan yang sama, Fakultas Fisip.
Biaya Kampus Yang mahal, Minim Fasilitas
Di Tahun 2024, Kampus Uswim menetapkan biaya Pendaftaran Awal 8 juta, dan 3 juta 8 ratus untuk biaya setiap semester. Kemudian pada tahun 2023 biaya pendaftaran awal satu juta seratus (Rp. 1.100.000,-; tiga juga (RP. 3.000.000,-) untuk biaya Pembangunan; dan tiga juta Sembilan ratus lima puluh ribu (Rp. 3.950.000,-) biaya setiap semester.
Pada tahun 2021 biaya pendaftaran mencapai 3 juta. Dan uang Pembangunan 3 juta per tahun.
Sementara itu jumlah mahasiswa yang mendaftar pada tahun 2023 lebih dari lima ratus mahasiswa.
Lantas, mininya fasilitas tak sebanding dengan biaya yang disumbangkan para ratusan mahasiswa per tahun. Miris!
***
“Abang, Unit Kegiatan Mahasiswa di sini yang aktif itu hanya Mapala. Itu pun inisiatif saja kami jalankan,” kata beberapa mahasiswa saat kami lapak baca dan diskusi di kampus ini pada pertengahan Mei 2025. Sampai tulisan ini diterbitkan, Mahasiswa Uswim masih berjuangan pembangunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uswim.
Yohanes Gobai
Tulisan ini sepenuhnya bertanggung jawab oleh penulis.