Iklan

iklan

Jaring Aspirasi Akar-Rumput Bawa 8 Poin, Maria Gobai: Pemprov - Pemkab Harus Akomodir

Tabloid Daerah
9.09.2025 | 11:37:00 AM WIB Last Updated 2025-09-09T03:02:14Z
iklan
Anggota Pokja Agama MRP Papua Tengah, Maria Gobai, S.Sos., menggelar penjaringan aspirasi berbagai elemen masyarakat di Balai Gereja Katolik Stasi St. Stefanus Jalan Kampungbou, Kota Lama, Kelurahan Morgo, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, tanggal 5-9 September 2025, siang pukul 14.00 waktu Papua (#TaDahNews)


[Tabloid Daerah], Nabire -- Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Agama Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah menggelar penjaringan aspirasi pada masa sidang ke-II, dari tanggal 5-9 September 2025.

Kegiatan itu diinisiasi Anggota Pokja Agama MRP Papua Tengah, Maria Gobai, S.Sos., di Balai Gereja Katolik Stasi St. Stefanus Jalan Kampungbou, Kota Lama, Kelurahan Morgo, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, tanggal 5-9 September 2025, siang pukul 14.00 waktu Papua.
‎Maria Gobai menyampaikan bukan hanya dari unsur agama. Namun, penyampaian aspirasi dari berbagai elemen masyarakat yang turut hadir.
‎"Aspirasi khususnya terkait perlindungan hak-hak Orang Asli Papua (OAP), di sejumlah bidang yang hadir, seperti; perwakilan Perempuan dari berbagai kelompok, lintas pemuda dan mahasiswa, dan mama-mama Pasar," ujar Gobai.
‎"Aspirasi itu ada 8 poin, seperti; Politik dan Pemerintah, Ekonomi dan Kesejahteraan, Sosial dan Budaya, Pendidikan, Kesehatan, Perempuan dan Anak, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Penyakit Sosial yang menimpa Pemuda dan mahasiswa," tambahnya.
‎Menurut Gobai penjaringan aspirasi menjadi agenda penting MRP Papua Tengah guna mendengarkan langsung masukan, keluhan, dan harapan seluruh masyarakat.
‎"Penjaringan aspirasi ini program kita MRP, supaya bagaimana kita menjaring semua aspirasi terkait polemik-persoalan di kehidupan masyarakat Orang Asli Papua," ujar Maria Gobai.
‎Ia menegaskan, aspirasi masyarakat mau tidak mau harus diperjuangkan. 
‎“Sebagai MRP, kami harus bersuara kepada pemerintah, baik daerah, provinsi, sampai kepada negara. Harus diakomodir, harus dijawab. Lebih khusus untuk keadilan bagi orang asli Papua,” tegasnya.
‎Gobai menjelaskan, lebih banyak aspirasi yang dijaring pihaknya dari berbagai sektor ril, adalah masalah peredaran minuman keras (miras), masalah pasar mama-mama Papua, dan kurangnya pendidikan muatan lokal di sekolah-sekolah.
‎“Paling banyak yang kami jaring itu, Penyakit sosial. Ini didorong karena, banyak tempat-tempat hiburan malam termasuk penjualan miras. Kemudian, Mama-mama sudah tersingkir dari pasar. Padahal, pasar itu tempat mereka. Dan, disetiap sekolah harus ada muatan lokal yang dikontekskan dengan kondisi kita OAP,” jelas Gobai.
‎Pada kesempatan itu, mewakili peserta, Lince Giyai, Ketua Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Kristus Sahabat Kita (KSK), memberikan apresiasi atas kehadiran MRP menjaring aspirasi masyarakat Akar-Rumput di Kabupaten Nabire.
‎Ia menilai penyakit sosial akibat miras dan narkoba semakin meningkat di Papua Tengah, memberikan dampak negatif bukan hanya diri sendiri. Namun, meresahkan masyarakat secara luas.
‎Ia menyatakan penyakit sosial ini sebagai dorongan pemuda melakukan hal-hal yang negatif.
‎"Dampaknya, harapan hidup generasi muda sudah tidak ada, kematian orang meningkat, pencurian terus terjadi, begal, dan penyebaran HIV/AIDS terus meningkat," pinta Giyai.
‎Ia berpesan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) segera bertindak, dan tindaklanjuti hasil penjaringan MRP ini.
‎"Harus ada Perda penutupan tempat-tempat peredaran miras dan narkotika. Pemprov dan Pemkab harus menerima penjaringan aspirasi ini guna penyelamatan generasi emas Papua," pesan WKRI KSK.
‎Ia berharap seluruh penjaringan aspirasi melalui MRP Pokja Agama merupakan suara hati masyarakat OAP di Nabire. 
‎“Kami berharap semua yang kami sampaikan benar-benar ditindaklanjuti Pemprov Papua Tengah. Karena, ini adalah isi hati dan segala akumulasi pergumulan hidup kami selama ini,” harapnya.
‎Penjaringan Aspirasi awalnya direncanakan akan digelar di Kabupaten Paniai. Namun karena, beberapa kali permintaan berbagai elemen masyarakat di Nabire sehingga, telah dilaksanakan di Kabupaten Nabire selama 5 hari.(*)




Kebagibui
Baca Juga
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jaring Aspirasi Akar-Rumput Bawa 8 Poin, Maria Gobai: Pemprov - Pemkab Harus Akomodir
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan
iklan

Trending Now

iklan
iklan
iklan

Iklan

iklan